Jumat, 30 Maret 2012

Dilema part2

Beberapa minggu aku jalani hari-hariku seperti biasa, setiap pagi ku perhatikan lapangan sekolah mencari dia hanya untuk sekedar melihat dia dan itu rasanya sangat bahagia sekali. Ingin ku coba mengatakan perasaanku kepada dia namun apa daya aku tak sanggup karena aku malu. Bagaimana tidak, dia adalah adik kelas yang umurnya beda setahun dari aku. Dan mungkin dia akan merespon berbeda dari aku. Aku takut jika aku mengatakan itu akan menyebabkan kekonyolan pada diriku dan aku tak sanggup mengatakannya.

upw28.blogspot.com/venna_morizka/dilemapart2
Pada saat itu aku pulang sekolah, seperti biasa aku menunggu angkot di halte depan sekolah, tak ku sangka disampingku ada sosok yang tak aku duga. "Tuhan, dia ada di dekatku, apakah aku harus mendekatinya lagi?" tanyaku dalam hati. Namun yang terjadi hanyalah aku dengan tingkah konyolku yang tak memperdulikan dia seolah aku tak mengenal dia, seolah aku tidak ada rasa apapun padanya.

Konyolnya aku, dia langsung naik angkot bersama teman-temannya. Huh, tingkah bodohku itu membuat kesempatan manis itu hancur begitu saja. " Sial sial sial, kenapa sih aku tidak berbicara dengannya? padahal itu kesempatan yang bagus untukku berkenalan dengannya." pintaku menggerutu.

Apalah arti sebuah penyesalan, hanya yang ada kesal dan marah yang tercermin dalam lubuk hati. Yah, mungkin akan ada kesempatan di lain waktu untuk dapat mengatakan isi hatiku kepadanya."Tuhan, maafkan aku, engkau telah memberikan kesempatan itu dan aku menyia-nyiakan semuanya itu semua" sesalku dalam hati. Andaikan waktu dapat diputar kembali, aku akan memperbaiki semuanya, dan aku akan berbicara dengannya.

Keesokan harinya seperti biasa pada pagi hari aku berangkat sekolah, sesampainya di sekolah pasti ada operasi kerapihan baju. Yah, memang sekolahku ini nomor satu pada kerapihan baju, kalo make panjang harus berkerudung, kalo ga mau berkerudung ya make pendek, name tag harus di pasang, dasi harus rapih, baju dimasukin bla bla bla dan seterusnya. Ribet memang, namun itulah yang setiap hari aku lakukan.

"bunda, tugas minggu kemarin aku udah selesai" aku sambil berteriak memanggil salah satu temanku,teman sebangku ku yang bernama lia yang aku panggil bunda. "alhamdulillah, ya sudah nanti aku kasih kamu soal lagi ya?" bunda menjawab pertanyaanku yang tadi. Yah, lia merupakan anak yang pintar matematika, aku jadi ketularan pintarnya saat duduk sebangku dengannya, dia tidak segan-segan membantuku belajar matematika, sungguh menyenangkan punya teman sebaik dia.

Bel pun berbunyi, seperti ini nih kalo bel sekolah aku bunyi menandakan istirahat " ning nong, saatnya istirahat pertama, is time to begain the first break, ning nong" haha, lucu ya?. Aku dan teman-temanku segera  menuju kantin favorit kita, kita biasa sebut ibu kantin itu dengan sebutan ibu ma'men. Lucu ya?. 

Di kantin, aku bertemu dengan Aris, orang yang aku suka. Dia bersama geng nya sedang asyik berbincang-bincang. Ya Tuhan, sesungguhnya aku ingin sekali mendekati dia, namun rasa maluku yang begitu besar membuat aku harus mundur dan mundur lagi. 

Tuhan berikan aku jalan yang terbaik agar aku bisa mencari dan mendapatkan orang yang aku cinta disana, berikan aku keberanian walau sedikit yang penting aku bisa dekat, meskipun hanya sekedar berteman itu lebih dari cukup bagiku. Namun mengapa hatiku selalu bimbang jika ada di dekat dia . Tuhan tolong aku.
***

Malam hari di kamar, aku hanya bisa menulis di buku diary ku tentang semua yang aku alami hari ini. Mungkin karena aku kelelahan atau mungkin terlalu banyak berfikir, sehingga tepat pukul 10 malam aku tertidur. Luar biasa, di dalam mimpi aku bertemu seorang pangeran yang gagah berani, dan ternyata itu adalah orang yang selama ini aku cari. Dia berkata kepadaku "Wahai permaisuriku, katakanlah bahwa dirimu cinta aku, tak usah kau malu, karena diriku pun mencintaimu". "Baiklah pangeran, aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu". "Permaisuriku, katakanlah semua itu padaku lewat dunia nyataku, jangan engkau pendam ini semua, karena aku tak mungkin tau jika kau terus berdiam diri, pergilah ke dunia nyata, bawalah semua omonganmu di mimpi ini lewat dunia nyata". "Baiklah".

Mimpi yang sangat indah, bertemu dengan sang pangeran pujaan hatiku. Tak ku sangka dia mengizinkan aku untuk mengatakan semua yang tersirat di dalam hatiku ini. Aku tak segan-segan untuk menjelaskan ini semua kepada para sahabatku.

Pukul 5 pagi, aku bangun tidur dan bergegas menuju kamar mandi, siap-siap deh berangkat ke sekolah. Setibanya aku di sekolah, aku langsung menceritakan tentang kejadian semalam lewat mimpiku kepada teman-temanku. Mereka sangat antusias mendengarkan curhatan aku, mungkin karena menarik ceritanya. Dan mereka pun mendukung aku untuk berkenalan dengan dia. Antara mau dan tidak, karena aku masih malu.

Beberapa hari kemudian, di sekolah mengadakan pelepasan anak kelas sebelas yang akan prakerin, kebetulan aku juga anak kelas sebelas. Aku tak menyia-nyiakan saat terakhirku meninggalkan sekolah untuk 3 bulan ke depan dan mungkin tidak ada kesempatan bagiku untuk berbicara dengan dia.

Saat aku mencari dia, tiba-tiba aku melihat dia bersama cewek, entah siapa itu yang jelas membuat aku patah hati dan patah semangat, langsung ku buka facebook dan ku lihat status dia disana. "Hah? berpacaran? oh my god" keluhku dalam hati. Aku hanya bisa berdiam diri, merenungi semua yang terjadi.

Kini terlambat sudah, orang yang ku nanti telah menjadi milik orang lain. Ini semua salahku, mengapa tidak dari dulu aku mengatakan semua ini?. Hanya lewat mimpi ku bisa mengatakan sejujurnya kepada dia, hanya lewat ,mimpi ku bisa bersamanya, hanya lewat mimpi dan semua hanya ada di dalam mimpi. Tak akan pernah terwujud, tak akan pernah sampai kapanpun. Bodohnya aku, bimbang karena cinta, aku lebih memilih orang yang aku cinta daripada orang yang mencintaiku dengan setulus hati.

Kini, aku hanya bisa merenungi semua kejadian yang aku alami saat ini. Semoga aku menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya esok hari atau di kehidupan keduaku. Thank's god, sudah memberikan mimpi terindah, meskipun aku sekarang hanya bisa komunikasi lewat mimpi dengannya, namun semoga di dunia nyata dia mengalami hal yang sama saat dia berada di dalam mimpiku.

***SELESAI***

Tidak ada komentar: