Senin, 03 September 2012

PERUNDINGAN LINGGARJATI

Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Linggajati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.
Museum Perundingan Linggarjati
Latar Sejarah

Sebelum menjadi Museum Perundingan Llinggajati bangunan ini berupa gubuk milik Ibu Jasitem (1918), kemudian pada tahun 1921 oleh seorang bangsa Belanda bernama Tersana dirombak menjadi rumah semi permanen, pada tahun 1930-1935 setelah dibeli keluarga Van Ost Dome (bangsa Belanda)   dirombak menjadi rumah tinggal seperti sekarang, kemudian pada tahun 1935 -1946) dikontrak Heiker (bangsa Belanda) dijadikan Hotel yang bernama Rus "Toord".

Keadaan ini berlanjut setelah Jepang menduduki Indonesia dan diteruskan setelah kemerdekaan Indonesia. Pada zaman pendudukan Jepang, hotel tersebut berubah namanya menjadi   Hotel Hokay Ryokan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945 hotel ini diberi nama Hotel Merdeka. Jika diperhatikan, pembagian ruangan dalam Museum Perundingan Linggajati sekarang masih menyerupai pembagian ruangan untuk bangunan hotel.


Pada tahun 1946 di gedung ini berlangsung peristiwa bersejarah yaitu Perundingan antar Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang menghasilkan Naskah Linggarjati sehingga gedung ini sering disebut Gedung Perundingan  Linggajati. Sejak aksi militer tentara Belanda ke-2 1948-1950 gedung dijadikan markas Belanda, kemudian pada tahun  1950 - 1975 difungsikan menjadi Sekolah Dasar Negeri Linggajati, selanjutnya pada tahun 1975 Bung Hatta dan Ibu Sjahrir berkunjung dengan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh Pertamina, tetapi usaha  ini hanya sampai pembuatan bangunan sekolah untuk Sekolah Dasar Negeri Linggajati yang selanjutnya pada tahun 1976 gedung ini oleh diserahkan Kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dijadikan Museum Memorial.
Museum Perundingan Linggarjati
Lokasi Museum
Museum Perundingan Linggajati terletak di Desa Linggajati, dan termasuk dalam Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Desa Linggajati terletak pada ketinggian 400 meter dari permukaan laut. Desa ini diapit oleh tiga desa, yaitu di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Linggamekar, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Linggaindah dandi sebelah barat berbatasan dengan Gunung Ciremai. Desa Linggajati berjarak 35 km dari Cirebon dan 17 km dari Kuningan.

Transportasi
Untuk menuju ke museum  dapat ditempat melalui jalan darat: - Jarak dari terminal bus ke museum 22 km - Jarak dari  stasiun kereta api 25 km - Jarak dari Pelabuhan laut 25 km

Koleksi
Koleksi yang dimiliki museum ini adalah berupa naskah perundingan, foto-foto, dan meja kursi. untuk .

Jadwal Kunjung
Waktu jam kunjung museum
a. Senin --Jumat dari pukul 07.00 - 15.00
b. Sabtu - Minggu dari  pukul 08.00 - 17.00

Fasilitas
Bangunan museum berdiri diatas areal seluas 2,4 ha, dengan luas bangunan 800 m2 yang terdiri dari: ruang sidang, ruang sekretaris, kamar tidur Lord Killearn (Inggris), ruang pertemuan Presiden Soekarno dan Lord Killearn, kamar tidur delegasi Belanda, kamar tidur delegasi Indonesia, ruang makan, kamar mandi/WC, ruang setrika, gudang, bangunan paviliun, dan bangunan garasi.
Sumber : www.museum-indonesia.net, doeljoni.blogsome.com
Copyright © 2008 Indotoplist.com (Online on Jumat Pon, 21 March 2008)

TAMAN PURBAKALA "CIPARI"

 
Taman Purbakala Cipari berada pada di Desa Cipari, kecamatan Cigugur, kabupaten Kuningan, dan secara astronomis terletak di daerah cekungan (lembah) pada di atas ketinggian 700  m dpl dan pada koordinat 108º 28’ 156” BT, 06º 57’ 723” LS, sekitar 3 km ke arah barat dari pusat kota Kuningan. Untuk menuju ke lokasi situs tidaklah sulit karena merupakan jalan beraspal yang dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua, sekitar 30 menit dari pusat Kota Kuningan.  
Lingkungan Situs Cipari sangat mendukung sebagai objek wisata, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara mengingat udara yang sejuk dan nyaman dengan pemandangan yang indah didukung oleh lahan situs yang cukup luas.
Situs seluas 700 m² ini merupakan bagian dari areal Taman Purbakala Cipari yang memiliki luas 2500 m, sisanya merupakan lahan parkir dan rumah jaga. Situs Cipari dikenal dengan nama  Taman Purbakala, karena merupakan bentuk pengembangan dan pemanfaatan situs purbakala yang berfungsi sebagai obyek wisata budaya sekaligus media pembinaan dan pengolahan jatidiri bangsa dan dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD).   
Situs Cipari tinggalannya berdasarkan tipologi dan stratigrafi diperkirakan pernah mengalami 2 kali masa pemukiman yaitu pemukiman manusia pada akhir masa neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu (masa perundagian) berkisar pada tahun 1000 SM s.d. 500 SM. 
Situs ini pertama kali ditemukan pada 1971/1972 oleh penduduk, selanjutnya dibantu petugas Pemerintah Daerah setempat mereka menggalinya dan menemukan peti kubur berukuran sangat besar dengan posisi membujur baratdaya-timurlaut. Di dalam dan di sekitar peti kuburbatu pada kedalaman sekitar 15 cm terdapat fragmen periuk, kendi, piring, gelang batu, kapak perunggu, manik-manik dan tulang hewan.
Penelitian arkeologi selanjutnya pada tahun 1974/1976, menemukan peti kubur kedua lengkap dengan penutupnya berukuran yaitu 16 x 56 x 59 cm. Di dalam peti kubur tidak ditemukan sisa jasad manusia tetapi bekal kubur yaitu fragmen tembikar. (pernik, pedupaan, cawan), gelang batu, beliung persegi, kapak perunggu, dan manik-manik.
Situs Cipari diduga kuat Peti Kubur Bilik Batu berasal dari masa Perundagian (paleometalik atau Perunggu Besi) yaitu masih nampak melanjutkan tradisi megalitik terbukti ditemukannya 2 buah peti kubur batu yang dipergunakan sebagai tempat (wadah) kubur.
Jika memasuki area Taman Purbakala pengunjung dibuat takjub oleh tinggalan-tinggalan budaya yang nampak dari pintu gerbang (arah kiri ke kanan) akan dijumpai menhir dengan tatanan batu, kemudian gelang batu dan kapak batu 1, peti kubur 1, peti kubur 2, menhir dengan tatanan lempengan batu sekeliling dibagian bawah, dan kapak batu. Kondisi objek masih tetap sama dan sesuai dengan kondisi pertama kali ditemukan.
Lantai jalan setapak di Taman Purbakala Cipari merupakan susunan lempeng batu bentukan baru yang diupayakan agar serasi dengan tinggalan megalitik yang dominan terbuat dari batu.
Lokasi:  Desa Cipari, Kecamatan Cigugur
Koordinat : 06º 57’ 723” S, 108º 28’ 156” E
Telepon: 
Email:
Internet:
Arah:  Sekitar 3 km ke arah barat dari pusat kota Kuningan dan sekitar 30 menit dari pusat Kota Kuningan.  
Fasilitas: 
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut:

Sabtu, 01 September 2012

ALASAN KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA

Alasan Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia
Sejarah mencatat ada empat bangsa Eropa yang pernah menjajah berbagai wilayah nusantara. Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia itu awalnya membawa niat mencari sumber rempah-rempah yang menguntungkan dalam perdagangan. Namun, melihat keelokan dan kekayaan alam di Nusantara, niat tersebut berubah menjadi hasrat ingin menjajah.
Surga Rempah-Rempah
Memang, sejak dahulu Indonesia telah dikenal sebagai surga rempah-rempah. Tanaman seperti cengkeh, jahe, jintan, merica, kemiri,bawang merah/putih, dan sebagainya, mlimpah ruah. Khususnya di wilayah Indonesia Timur (Maluku).
Rempah-rempah pada masa prakolonial merupakan barang dagangan paling berharga. Tak hanya digunakan sebagai penyedap rasa, rempah-rempah juga biasa digunakan dalam pengobatan. Karenanya, ketenaran rempah-rempah tak kalah dengan emas batangan.
Berbekal alasan seperti itu, bangsa-bangsa Eropa berupaya mencari jalan menuju pulau-pulau di Nusantara yang diketahui sebagai sumber rempah-rempah. Mulai dari bangsa Portugis, Spanyol, Belanda hingga Inggris, pernah mencicipi keuntungan perdagangan rempah-rempah tersebut. Perdagangan yang akhirnya mengambil bentuk monopoli dan penguasaan wilayah (kolonial).Inilah cerita awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.
Bangsa Portugis
Pada awal abad ke-16 (1511), bangsa portugis di bawah pimpinan Alfonso D’albuquerque, menguasai Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Tujuannya adalah untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah.
Tak puas menguasai Malaka, Portugis kemudian melanjutkan ekspedisinya menuju Timur, yaitu Ternate (Maluku) tahun 1512. Berbeda dengan Malaka yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah, Ternate adalah sumbernya. Penghasil utama rempah-rempah yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
Bangsa Portugis pun berupaya menaklukkan Ternate yang saat itu dikuasai kerajaan-kerajaan lokal. Peperangan tak terhindarkan dan berakhir dengan dikuasainya Ternate oleh bangsa Portugis.
Tak hanya mendirikan pos dan benteng perdagangan, bangsa Portugis juga berupaya “mengintrnalkan” budauya mereka ke dalam rakyat Ternate. Budaya Portugis tersebut sampai sekarang masih dapat dilacak jejaknya di kehidupan masyarakat Ternate (Maluku). Inilah sejarah kedatangan bangsa Eropa kdi Indonesia. Salah satunya adalah portugis.
Bangsa Spanyol
Tidak ingin kalah dengan negara tetangganya ( Portugis), bangsa Spanyol juga turut serta dalam “perburuan” rempah-rempah. Hanya bedanya, jika Portugis mengambil arah timur melewati Afrika dan India, maka Spanyol sebaliknya. Mereka mengambil arah barat, yaitu melewati Benua Amerika, kepulauan Filipina, dan akhirnya mendarat ke Ternate pada 1521.
Terjadilah persteruan antara kedua bangsa kolonial tersebut untuk memperebutkan penguasaan Ternate. Perseteruan yang memaksa paus ( pemimpin spiritual umat katolik) untuk campur tangan. Kedua bangsa itu akhirnya berdamai dngan menandatangani perjanjian Saragossa (Zaragoza).Perjanjian yang salah satu isinya berupa pemberian “hak milik” wilayah kepulauan Ternate kepada bangsa Portugis.
Bangsa Belanda dan Inggris
Dua bangsa yang terakhir ini boleh dibilang telat datang ke Nusantara. Bangsa Belanda pertama kali menjejakkan kakinya pada Tahun 1596 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan merka sama seperti bangsa Portugis dan Spanyol, yaitu untuk berdagang. Hal ini terlihat dari dibentuknya suatu komisi perdagangan , yang kemudian dikenal dengan nama Vereegnide Oostindische Compagnie (VOC).
Begitu juga bangsa Inggris datang ke Nusantara pada tahun 1811 dengan kongsi dagang bernama East India Company (EIC), berpusat di India. Tujuannya, merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda yang saat itu sudah menguasai sebagian besar Nusantara ( tak hanya di Ternate).
Mengulang kelakuan bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa ini (Belanda dan Inggris) pun saling bertikai. Peperangan tak terhindarkan, dan baru berakhir ketika disepakatinya perjanjian London tahun 1815.
Berisi kesepakatan bahwa Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada belanda. Sejak saat itu kekuasaan kolonial Belanda tak tergoyahkan hingga invasi Jepang pada tahun 1942 dan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Inilah dua sejarah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, yaitu belanda dan Inggris.
Apakah Tujuan Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia Saat ini?
Apa yang menjadi bahasan di atas awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia terjadi sebelum terjadi kemerdekaan. Kini, mereka pun masih suka datang ke Indonesia. Tujuannya beragam, namun salah satunya masih ada yang sama. Yaitu, menikmati rempah-rempah milik Indonesia. Hanya saja, saat ini mereka sudah tidak bisa lagi menjajah Indonesia dan mengambil begitu saja rempah-rempah tersebut.
Kini, kedatangan bangsa Eropa di Indonesia dengan tujuan menikmati rempah-rempah yang sudah tercampur dalam bentuk makanan. Terutama makanan yang berhubungan dengan bawang putih dan bawang merah, cukup banyak orang-orang Eropa menyukainya. Sehingga boleh dikata, makanan yang memiliki campuran rempah-rempah bisa menjadi salah satu pemikat kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.


PENGERTIAN DAN PERAN PROMOSI WISATA


APA ITU PROMOSI PARIWISATA?
Suatu proses kegiatan yang bertujuan agar para konsumen mengetahui ( aware ) adanya produk dan jasa yang ditawarkan kemudian membelinya dan menjadikannya pelanggan yang setia.
PERAN PROMOSI PADA INDUSTRI PARIWISATA
-          Untuk merangsang pembelian produk-produk wisata oleh para konsumen dan meningkatkan efektifitas penjualan pada waktu yang relatif singkat.
-          Perusahaan berusaha menawarkan produk dan berusaha menarik calon kkonsumen baru.

Jenis promosi
1.       Personal selling, langsung pada calon konsumen
2.       Penjualan di lingkungan perusahaan ( in house selling)
3.       Periklanan
·         Pemilihan media iklan berdasarkan pada :
Ø  Tujuan dari pemasangan iklan
Ø  Fungsi pasar yang ditujui
Ø  Karakteristik setiap media
·         Media iklan dipakai dalam usaha promosi dapat dikategorikan :
Ø  Surat kabar dan majalah
Ø  Radio dan televisi
Ø  Brosur secara langsung (direct mall)
-          Memilih calon konsumen yang tepat, menghindari pemborosan
-          Menyampaikan pesan pribadi kepada setiap pelanggan
-          Dapat memilih waktu promosi, menjelang liburan
-          Mampu mengukur secara akurat tanggapan dan mengevaluasi keefektifan biaya yang dikeluarkan
-          Dapat menarik perhatian lebih dibandingkan dengan brosur non wisata.
4.       Promosi Penjualan :
·         Pemberian harga khusus atau potongan harga
·         Pemberan cendera mata, serta kenang-kenangan lainnya.
·         Memberikan harga khusus, voucher, bonus dan lain-lain.
·         Bagi agent diberikan harga komisi, undian hadiah, hadiah langsung.
·         Bagi tenaga sales diberikan bonus, insentif hadiah, insentif perjalanan, undian berhadiah.
5.       Publitas ( Publicity)
Kegiatan untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pamor perusahaan di mata konsumennya.