Senin, 27 Agustus 2012

CINTA PERTAMA DAN TERAKHIR

Pagi itu pagi yang indah. Saat ku terbangun dari tidurku. Ku buka jendela kamarku, dan ku hirup udara pagi nan sejuk sesejuk hatiku pagi ini. Burung-burung yang berkicau seakan-akan menyambutku dengan penuh ceria. Dan udara pagi menyambutku dengan penuh senyuman. Dan disitu aku melihat kumbang-kumbang menghampiri bunga-bunga yang berada di taman. Hatiku bertanya “ Seandainya aku memiliki kekasih seperti kumbang dan bunga yang selalu menyempurnakan kekurangan mereka”
***
Pagi yang indah itu pun mulai terhalang oleh sang waktu. Siang yang hangat pun datang menggantikan pagi. Di siang hari seperti biasa aku membantu orang tuaku untuk berjualan. Setelah selesai membantu orang tua, aku bergegas pergi ke taman untuk menenangkan diri dan menyegarkan pikiranku.
***
Ku tatap setiap bunga-bunga cantik di taman dengan penuh harapan dan impian. Dan tak terasa waktu pun terus berputar dengan cepatnya, namun aku tak ingin meninggalkan tatapanku kepada bunga-bunga tersebut.
***
Tiba-tiba aku menoleh ke samping dan aku melihat seseorang yang tak ku kenal, sosoknya sangat tampan dan membuat aku makin penasaran. Menatapnya bagaikan aku menatap bunga yang indah di taman. Ingin rasanya aku berkenalan dengannya.
***
Aku mulai salah tingkah. Antara senang dan.... entahlah. Hatiku pun bertanya-tanya. “ Apakah ini namanya cinta? Apakah ia cinta pertamaku?”.
***
Aku pun langsung berdiri meninggalkan kursi taman dan mulai menghampirinya dengan penuh semangat. Aku ingin sekali mengenalnya. Sekedar kenal dan menjadi teman atau sahabat pun tak apa.Akhirnya aku pun berkenalan dengannya.
***
“Hey, lagi apa disini?” sahutku. Lalu dia merespon pembicaraanku, “ Hay juga, hanya sekedar refreshing saja  “. Dengan penuh percaya diri aku pun mulai memperkenalkan diriku dan menanyakan namanya. “ oh iya, aku Rena Anastasia. Panggil aja aku Rere atau Rena terserah kamu. Kalo kamu?”. “ Aku Gabriel, senang berkenalan denganmu Rena”.
***
Seusai perkenalan, kita pun jalan-jalan mengitari taman itu. Nyaman, itu yang aku rasakan saat aku berada di sampingnya. “Padahal kami baru kenal, kok udah akrab ya?” tanyaku. “ itu baru keren, hahaha” jawabnya dengan penuh canda.
***
Hari demi hari pun telah terlewati. Waktu seakan berputar dengan cepatnya. Malam itu, aku diajak dinner oleh gabriel. “Mahhh....baju aku yang waktu itu disimpan dimana? Aku mau memakainya malam ini” Sahutku kepada sang mama yang saat itu sedang memasak. “ Di lemari nak, cari aja”.
***
Malam hari pun telah tiba. Setelah aku merapihkan diri, mengganti pakaian dan mempercantik penampilanku. Aku pun bergegas ke restoran dengan menggunakan mobil pribadiku sendiri. Senang, gembira semuanya ada di dalam hati aku.
***
Setelah sampai, aku pun segera pergi menuju meja yang sudah disediakan. Disana ada seseorang yang tampan menantiku. Gabriel yang telah 50 menit menantiku disana menyambutku dengan senyuman. Aku pun segera duduk di kursi berhadapan dengan Gabriel. Lalu Gabriel menarik tanganku dan memegangnya erat penuh harapan. “ Ren, saat pertama aku menatapmu, aku jatuh hati padamu. Sejak aku mengenalmu, rasanya hidupku bagaikan bunga di taman itu yang mekar karena kehadiran sang kumbang dan kupu-kupu melengkapi dan mewarnai hariku. Maukah kau menjadi pasangan hidupku?”
Setelah mendengar perkataan dia, hati aku bagaikan bunga yang bertaburan, memancarkan sinar cahaya cinta penuh harapan. Aku pun mengiyakan dan akhirnya kami resmi menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.
***
Satu tahun tlah kita jalani sebagai sepasang kekasih. Aku mulai merasa dia seakan jauh dan menjauh dariku. Dulu, tiap hari kita bertemu. Namun kini, aku merasa kesepian dan merasa ada yang kurang.
Suatu hari, aku di telpon oleh dia. Ketika itu dia berbicara “Sayang, maaf aku tidak memberimu kabar. Aku ingin kamu sekarang juga ke Taman tempat pertama kita jumpa dulu, aku menunggu”.
Langsung dia tutup telponnya. Aku pun bergegas ke taman itu dengan menggunakan sepeda kesayanganku. Ku kayuh sepedaku dengan kencang agar dia tak menunggu lama. Angin pada saat itu sangat banyak, membuat rambutku menjadi berantakan.
***
Sesampainya di taman, aku mulai merasa ada yang aneh. Perasaanku tidak seperti biasanya. Aku merasa gelisah dan aku mulai merasakan dia akan pergi. Tapi dengan penuh keyakinan, aku melupakan pikiran negatifku itu.
Lalu dia berbicara kepadaku “ Maaf kalo aku terlalu mendadak mengajakmu ketemuan, aku hanya ingin menyampaikan satu hal penting untuk kamu. Tapi kamu jangan bersedih ya?”
“ iya tak apa sayang, aku lakukan apapun demi kamu, apa yang akan kamu sampaikan kepadaku? Katakanlah, aku tak akan membuatmu kecewa”
“ Aku ingin meninggalkan kota ini, dan mungkin itu berdampak pada dirimu juga. Namun, hubungan kita tak akan berhenti sampai disini, karena kita telah melewati hari-hari bahagia dengan penuh keikhlasan.” Jawabnya dengan tetes air mata yang mengalir di pipinya.
Aku terdiam sejenak. Tak tahu apa yang harus aku katakan lagi dan bagaimana aku menyikapinya. Aku bersedih karena cintaku akan pergi walau sementara. Aku mencoba meyakinkan diriku bahwa aku bisa melewati rintangan ini. “ Kalau ini yang terbaik untuk kamu dan aku, aku tak akan melarangmu meninggalkan kota ini, aku akan terus mencintaimu dan akan ku jaga hati ini untuk dirimu”.
***
Dia pun tersenyum dan langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkanku sendiri di taman itu. Air mataku mengalir deras. Aku mencoba ikhlas. “lagi pula ini kan hanya sementara. Ganbatte Rena san,!! Bangkit... go go go semangat !!”. Aku pun langsung pergi meninggalkan taman itu dan kembali ke rumah.
***
Hari-hari kini ku lewati sendiri. Dan beberapa tahun kemudian aku mendapat kabar dari orang tua Gabriel. “Tidakkk, ini seharusnya tidak terjadi, mengapa dia tidak pernah mengatakannya kepadaku? Mengapa dia menyembunyikan semua ini?”.
***
Gabriel Natadiningrat, sosok lelaki yang mewarnai hariku kini terbaring lemah tak berdaya di ruang ICU. Tatapanku kosong sambil menggenggam erat tangannya yang lemas dengan harapanku yang ingin kembali tersenyum dengan dia. “Cepat bangun sayang, ku ingin kita bersama lagi seperti dahulu. Cepat sembuh sayang, ku yakin Tuhan takkan tega memisahkan kita berdua.” Tak sadar air mataku mengalir saat aku mengatakan itu.
Tante mischelle, begitu akrab dipanggil olehku, dia menghampiriku dan berkata “kamu benar-benar wanita yang hebat. Sabar ya sayang”.
Setelah itu, alat pendeteksi detak jantung berhenti dan menunjukkan garis lurus.
Gabriel, kini telah di panggil Tuhan. Ia pergi meninggalkan aku selama-lamanya dan tak akan kembali lagi. Air mataku mengalir kian deras. Aku tak menyangka dia akan meninggalkanku secepat ini. “Tuhan, mengapa kau ambil dia yang aku cinta? Mengapa tidak aku saja?” jeritku sambil menangis. “Sudahlah, jangan kau sesali, ini adalah cobaan dan Takdirmu. Mungkin sudah waktunya Gabriel kembali ke pangkuan Tuhan. Sabar, ikhlas dan tawakal ya nak” nasihat tante.
***
Keesokan harinya, keluargaku dan keluarganya termasuk aku mengantarkan Alm.Gabriel ke tempat peristirahatan ia yang terakhir. Dengan penuh kesedihan aku merelakan dia terbaring di alam sana. Aku yakin Tuhan akan menjaganya.
Selamat jalan kekasih, selamat jalan sayang, do’aku tak akan putus untukmu. Cintaku tak akan pudar sampai aku menyusul kepergianmu.
END
karyaku.venna_morizka

Sabtu, 11 Agustus 2012

Alasan Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia


Sejarah mencatat ada empat bangsa Eropa yang pernah menjajah berbagai wilayah nusantara. Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia itu awalnya membawa niat mencari sumber rempah-rempah yang menguntungkan dalam perdagangan. Namun, melihat keelokan dan kekayaan alam di Nusantara, niat tersebut berubah menjadi hasrat ingin menjajah.

Surga Rempah-Rempah

Memang, sejak dahulu Indonesia telah dikenal sebagai surga rempah-rempah. Tanaman seperti cengkeh, jahe, jintan, merica, kemiri,bawang merah/putih, dan sebagainya, mlimpah ruah. Khususnya di wilayah Indonesia Timur (Maluku).
Rempah-rempah pada masa prakolonial merupakan barang dagangan paling berharga. Tak hanya digunakan sebagai penyedap rasa, rempah-rempah juga biasa digunakan dalam pengobatan. Karenanya, ketenaran rempah-rempah tak kalah dengan emas batangan.
Berbekal alasan seperti itu, bangsa-bangsa Eropa berupaya mencari jalan menuju pulau-pulau di Nusantara yang diketahui sebagai sumber rempah-rempah. Mulai dari bangsa Portugis, Spanyol, Belanda hingga Inggris, pernah mencicipi keuntungan perdagangan rempah-rempah tersebut. Perdagangan yang akhirnya mengambil bentuk monopoli dan penguasaan wilayah (kolonial).Inilah cerita awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.

Bangsa Portugis

Pada awal abad ke-16 (1511), bangsa portugis di bawah pimpinan Alfonso D’albuquerque, menguasai Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Tujuannya adalah untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah.
Tak puas menguasai Malaka, Portugis kemudian melanjutkan ekspedisinya menuju Timur, yaitu Ternate (Maluku) tahun 1512. Berbeda dengan Malaka yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah, Ternate adalah sumbernya. Penghasil utama rempah-rempah yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.
Bangsa Portugis pun berupaya menaklukkan Ternate yang saat itu dikuasai kerajaan-kerajaan lokal. Peperangan tak terhindarkan dan berakhir dengan dikuasainya Ternate oleh bangsa Portugis.
Tak hanya mendirikan pos dan benteng perdagangan, bangsa Portugis juga berupaya “mengintrnalkan” budauya mereka ke dalam rakyat Ternate. Budaya Portugis tersebut sampai sekarang masih dapat dilacak jejaknya di kehidupan masyarakat Ternate (Maluku). Inilah sejarah kedatangan bangsa Eropa kdi Indonesia. Salah satunya adalah portugis.

Bangsa Spanyol

Tidak ingin kalah dengan negara tetangganya ( Portugis), bangsa Spanyol juga turut serta dalam “perburuan” rempah-rempah. Hanya bedanya, jika Portugis mengambil arah timur melewati Afrika dan India, maka Spanyol sebaliknya. Mereka mengambil arah barat, yaitu melewati Benua Amerika, kepulauan Filipina, dan akhirnya mendarat ke Ternate pada 1521.
Terjadilah persteruan antara kedua bangsa kolonial tersebut untuk memperebutkan penguasaan Ternate. Perseteruan yang memaksa paus ( pemimpin spiritual umat katolik) untuk campur tangan. Kedua bangsa itu akhirnya berdamai dngan menandatangani perjanjian Saragossa (Zaragoza).Perjanjian yang salah satu isinya berupa pemberian “hak milik” wilayah kepulauan Ternate kepada bangsa Portugis.

Bangsa Belanda dan Inggris

Dua bangsa yang terakhir ini boleh dibilang telat datang ke Nusantara. Bangsa Belanda pertama kali menjejakkan kakinya pada Tahun 1596 dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan merka sama seperti bangsa Portugis dan Spanyol, yaitu untuk berdagang. Hal ini terlihat dari dibentuknya suatu komisi perdagangan , yang kemudian dikenal dengan nama Vereegnide Oostindische Compagnie (VOC).
Begitu juga bangsa Inggris datang ke Nusantara pada tahun 1811 dengan kongsi dagang bernama East India Company (EIC), berpusat di India. Tujuannya, merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda yang saat itu sudah menguasai sebagian besar Nusantara ( tak hanya di Ternate).
Mengulang kelakuan bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa ini (Belanda dan Inggris) pun saling bertikai. Peperangan tak terhindarkan, dan baru berakhir ketika disepakatinya perjanjian London tahun 1815.
Berisi kesepakatan bahwa Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada belanda. Sejak saat itu kekuasaan kolonial Belanda tak tergoyahkan hingga invasi Jepang pada tahun 1942 dan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Inilah dua sejarah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, yaitu belanda dan Inggris.

Apakah Tujuan Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia Saat ini?

Apa yang menjadi bahasan di atas awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia terjadi sebelum terjadi kemerdekaan. Kini, mereka pun masih suka datang ke Indonesia. Tujuannya beragam, namun salah satunya masih ada yang sama. Yaitu, menikmati rempah-rempah milik Indonesia. Hanya saja, saat ini mereka sudah tidak bisa lagi menjajah Indonesia dan mengambil begitu saja rempah-rempah tersebut.
Kini, kedatangan bangsa Eropa di Indonesia dengan tujuan menikmati rempah-rempah yang sudah tercampur dalam bentuk makanan. Terutama makanan yang berhubungan dengan bawang putih dan bawang merah, cukup banyak orang-orang Eropa menyukainya. Sehingga boleh dikata, makanan yang memiliki campuran rempah-rempah bisa menjadi salah satu pemikat kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.

Sumber: AnneAhira.com

Jumat, 03 Agustus 2012

Contoh Percakapan Reservasi Hotel ( Example Hotel Reservation )


BETWEEN A HOTEL STAFF AND HAS CLIENT (HOTEL RESERVATION)
Receptionist         : Good morning, Bentani Hotel. May I help you?
Mrs. Venna           : Yes, I’d like to book a room, please.
Receptionist         : Sure, When whould it be, mam?
Mrs. Venna           : September the 01st
Receptionist         : How long will you be staying?
Mrs. Venna           : 3 days two nights
Receptionist         : what kind of room would you like, mam?
Mrs. Venna           : Single room with bath and mini bar.
Receptionist         : Okay mam, I’ll just check. Yes, we have a room, the 2nd floor with a really splendid                                       view.
Mrs. Venna           : Fine. How much is the charge per night?
Receptionist         : Would you like breakfast?
Mrs. Venna           : Yes,sure.
Receptionist         : It’s one million rupiah’s per night excluding tax.
Mrs. Venna           : that’s fine.
Receptionist         : Under what name would you like the reservation, please?
Mrs. Venna           : Mrs. Venna. That’s V-E-N-N-A
Receptionist         : Okay, let me make sure I got that Mrs. Venna. Single room with bath and mini bar,                                        for  01st, 02nd, 03th. Is that correct mam?
Mrs. Venna           : Yes, it is. Thank you.
Receptionist         : Thank you for choosing Bentani Hotel and have a nice day. Good bye.
Mrs. Venna           : Good Bye.


KETIKA BADAI MENERPA HATI,PELANGI DATANG MENGHAMPIRI


Terkadang aku tak mengerti tingkah teman-teman satu sekolahku, mereka seakan benci padaku. Beda sekali dengan teman pada masa aku SMP. Waktu SMP aku menjadi ketua osis dan sangat di segani oleh murid-murid.
Awalnya saat itu aku pede aja, karena aku masih belum mengerti. Saat itu pemilihan ketua kelas di kelas baruku. Aku optimis untuk menjadi ketua kelas dan akhirnya mereka menunjukku sebagai ketua kelas. Alhamdulillah. Kami sekelas memang belum mengenal satu sama lain, masih malu-malu berkenalan dan masih menyesuaikan diri di sekolah baru,kelas baru,teman baru dan suasana baru. Mereka mengira agama aku kristen karena wajah aku yang mirip orang china padahal aku Islam 100%. Itulah awal mula mereka menjauhi aku dengan alasan beda agama. Lalu aku jelaskan kepada mereka bahwa aku Islam, dan merekapun percaya.
Aku menjalani hariku dengan enjoy, aku tak memilih-milih teman. Bagiku mereka semua sama, sehingga aku mendekati semua teman baruku. Namun, rasanya mereka semua tidak welcome kepadaku, mereka seolah tak mau aku menjadi temannya. Semua tingkahku serba salah di mata mereka. “hey, laggi pada apa nih? Boleh aku gabung?” tanyaku kepada teman-teman yang sedang mengobrol. Entah apa yang mereka omongin, sehingga aku tidak di perdulikan seperti itu. “ko mereka cuek sama aku? Emang aku punya salah apa?” tanyaku dalam hati.
Keesokan harinya, seperti biasa aku mencoba mendekati mereka, namun hingga saat ini mereka masih seperti kemarin. Aku hanya bisa bersabar menghadapi teman seperti ini, “mungkin mereka sibuk sehingga tak bisa ku ganggu” ucapku dalam hati. Terkadang aku tak mengerti mengapa mereka seperti itu. “ni, lo kan ketua kelas, panggilin guru dong kalo guru belum dateng, jangan diem aja. Percuma lo jadi KM ga berguna” suara salah satu teman yang menyuruhku aku memanggil guru,namun dengan nada ketus. Dan aku pun menjawab “iya”.
Akhirnya aku menuju ke ruang guru, memanggil seorang guru matematika karena pada saat itu pelajaran matematika. Sesampainya di kelas, aku kembali fokus kepada pelajaran dan tak memikirkan kata-kata temanku yang sebenarnya menyakitkan hati.
Pelajaran pun telah selesai, saatnya aku dan teman-teman pulang. Tiba-tiba, ada salah satu teman yang kebetulan duduk disampingku dan menanyakan “Kenapa? Kok diem aja?” akupun menjawab “ ga papa”. “Pulang bareng yuk” “yuk”. Akhirnya kami berdua pulang bersama. Kebetulan kami satu angkot. Di angkot aku bercerita kepada dia dan dia pun merespon dengan baik, dia bernama Marsya.
***
Sejak saat itu, aku dan Marsya dekat seperti layaknya sahabat. Senangnya hatiku ini karena tlah memiliki teman meskipun hanya satu. Aku selalu menceritakan semua tentangku kepada dia. “Mungkin mereka belum nerima kamu ajah ni” kata marsya seraya menjawab keluhanku.
Pada saat itu, di sekolah sedang mengadakan beasiswa bagi yang tidak mampu. Aku ingin sekali mendaftarkan diri karena ibuku hanya seorang TKI di malaysia yang sampai saat ini belum pulang ke rumah dan tidak di gaji sama sekali. Ayahku seorang buruh yang tidak menentu penghasilannya. Namun aku mempunyai ayah angkat yang lumayan kaya, dia adalah guru pada saat aku SMP dan dia selalu memberikan apa yang aku inginkan. Namun aku tidak mau menyusahkan beliau karena aku bukan siapa-siapa beliau.
Terdengar di telingaku teman-teman yang sedang membicarakanku. “mending kita sharing aja biar semuanya cepet kelar” kata salah satu temanku. Akhirnya aku dan teman sekelasku sharing dan Gita membuka acara sharing. Tak ku sangka tak ku duga, ternyata mereka membicarakanku. “ni, kamu tuh kenapa sih? Ga cukup apa kamu? Orang tua membiayai kamu banting tulang, kamu penampilan serba cukup masih kurang juga kamu?” tanya salah satu temanku Ria seakan benci sama aku, dan aku pun menjawab “ Orang tua aku ini tidak mampu ri, bapakku hanya seorang buruh yang tidak tentu penghasilannya, aku hanya ingin mmbantu meringankan beban orang tuaku, dan orang tuaku juga menyuruhku untuk mendaptkan beasiswa”. “ maksud orang tua kamu itu beasiswa prestasi ni bukan beasiswa orang yang tidak mampu, kalo kayak gini mah aku juga layak dong dapet beasiswa itu,handphone aja bagusan kamu, tas kamu aja taas mahal, penampilan kamu itu.. aarrghh aku benci kamu ni!!” Ria memarahiku seakan aku ini salah dan semua temanku menuduh aku seperti itu. Mereka semua marah kepadaku. Dan aku menjawab “Kalian ini hanya bisa membenci aku, aku disini tidak mempunyai teman sama sekali, tak ada yang mau mendekati aku dan kenapa aku serba salah sih di depan mata kalian? Kenapa?”. Karena aku kesal, aku tak tahan sampai tak sadar aku mengeluarkan air mata. Aku lupa bahwa ada satu teman yang baik kepadaku. Sehingga dia marah “ni, apa-apaan sih kamu? Selama ini aku selalu menemani kamu tapi kenapa kamu tak menganggap aku ada? Aku kecewa sama kamu, aku kecewa.” Marsya pun menangis menahan emosi. Aku hanya bisa terdiam. Aku tahu ini semua salahku. Aku pun langsung lari menjauhi mereka menuju ruangan paskibra. Disana aku bisa menenangkan diri, pada hari itu sebenarnya aku ulang tahun, aku hanya bisa berpikir positif “semoga ini hanya akal-akalan mereka mengerjai aku di hari ulang tahunku”. Setelah aku tenang, aku langsung ke kantin membeli biskuit sebanyak 32 bungkus untuk teman-temanku.
Aku meminta maaf kepada teman-teman dan “maaf ya temen-temen, aku mau bagi ini buat kalian karena hari ini aku ulang tahun”. “makasih ya ni” jawab teman-teman sambil tersenyum kepadaku.Riri seakan terlalu benci kepadaku berkata “iihh norak banget sih, caper tau ga kamu tuh, katanya engga mampu, katanya miskin tapi itu bisa traktir temen-temen. Dasar pembohong!”. Sakit hati, namun aku hanya bisa bersabar dan bersabar. Setiap hari omongan tak sedap tentangku selalu terdengar di telingaku. Sampai Marsya pun yang dulu adalah teman baikku berubah seakan aku adalah musuh dia. Marsya selalu berbicara kejelekanku pada teman-teman yang membuat semua anak di kelasku membenciku.
***
Setelah aku kelas dua, aku mulai tidak percaya diri lagi. Posisiku sebagai KM dgantikan oleh kiki. Namun aku harus bertahan, karena aku tak mungkin pindah sekolah.
Aku jalani hari-hariku sendiri,dan mnghadapinya dengan tegar. Aku hadapi jalan hidupku dengan senyuman. Ada yang menyukaiku ada yang membenciku. Tak ku sangka saat aku hanyut dalam lamunanku berdiri sosok perempuan, dia teman sekelasku bernama linda. “hey ni, ngelamun aja”. Aku pun menjawab “hehe, iya nih”. “ke kantin yyuk.” Akhirnya kita berdua ke kantin. Tak ku sangka aku mempunyai teman lagi.Linda yang kebetulan mempunyai teman dekat juga yanng bernama Nanda. Dan dia pun ingin ikut. Nanda yang selalu bersama linda kemanapun seakan tak ingin ditinggal. “tinggal ikut aja tuh” jawab linda. Akhirnya aku kini mempunyai 2 orang teman.
Pada saat itu hari Rabu, sedang asyik belajar, tiba-tiba ada yang masuk. Ternyata kita kedatangan murid baru dari kuningan. Dia bernama Dara. Kami bertiga mencoba dekat dengannya. Dan tak ku sangka akhirnya aku mempunyai 3 orang teman. Setiap pulang sekolah kami selalu ke mall, sekedar makan-makan di restoran ataupun belanja. Dara yang kebetulan anak orang kaya selalu mentraktir kita.
Di sebuah mall, kita mencari baju “ehhh coba liat ini” Dara memanggil kami bertiga. Lalu kamipun menjawab “apa, mana?”. “ini dress bagus banget, tapi Cuma satu, ada yang mau beli? Akunya engga punya uang hari ini”. Aku pun menjawab” pengennya sih beli, tapi aku juga lagi engga punya uang.” “ ya udah deh lain kali aja”. Dress itu adalah dress impian kami berempat, bagus dan elegan. Namun sayangnya uang kami tidak cukup untuk membeli dress tersebut.
Akhirnya aku menikmati hari indahku bersama mereka. Selalu bersama. Pada saat itu malam minggu, aku dan teman-temanku keluar menikmati indahnya kota di malam hari. Hingga dini hari masih kita menikmati indahnya kota. “Bersama dengan kalian adalah kebahagiaan yang tak terganti”.
Pukul 3 pagi kami pun pulang ke rumah masing-masing. Nanda sms ke aku bahwa dia di marahi abis-abisan sama orang tuanya. Padahal kami hanya di taman duduk-duduk sambil menikmati bintang, hal positif yang kita lakukan pada saat itu. Namun orang tua kami semua khawatir.
Keesokan harinya, seperti biasa berangkat ke sekolah. Namun ada hal yang mengganjal di diri kami. “Dara kemana? Kok engga berangkat?” tanyaku. Lalu linda menjawab “sakit mungkin”.Yahh, mungkin dia lagi sakit. Satu hari, dua hari hingga dua minggu lebih Dara tidak masuk dan tidak sms kami. Kemana Dara, aku tak tau. Terakhir dia bilang kepada kami kalo dia punya cowo yang udah punya cewe lain. Dia rela di duain oleh cowonya. “Apa karena cowo dia jadi tidak masuk sekolah?” tanyaku dalam hati. Entahlah.Teman-teman yang lain berfikir negatif tentang Dara, kmi bertiga hanya bisa terdiam tak mau brkata apapun karena kami tak tahu tentang keadaan dara sebenarnya.
Akhirnya kami kembali bertiga, tak ada Dara terasa hampa. “engga ada yang traktir kita lagi nih” seru linda. “iya nih,” jawab nanda.
Keesokan harinya, aku melihat nanda dan linda berdua di pojok kelas, aku melihat linda sedang menangis. Aku menanyakan apa penyebab linda menangis. “neneknya meninggal” kata nanda. “Sabar ya nda, jangan nangis lagi.” Aku mencoba menenangkan hatinya. “yang dekat denganku hanya nenekku, ibu dan ayah jauh. Lalu kami bertiga menyanyikan lagu yang sering dibawakan D’Massiv
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukan
Kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar dan  tak pernah putus asa
Akhirnya linda pun terdiam. “Semoga hal ini membuat kamu tegar dalam menjalani setiap hari-harimu, meski orang yang kamu sayangi telah berada di pangkuan Tuhan, namun aku yakin dia kan selalu ada di hatimu.”
Terima kasih sahabat, engkau telah mengisi kekosongan dihatiku. Setelah lama aku di terpa badai, omongan tak sedap tentangku dari orang yang sangat membenciku. Namun kalian membawa pelangi keindahan untukku sehingga aku dapat tegar menghadapi hari-hariku. Selalu berbagi rasa suka dan duka. Kita kan selalu bersama sampai kapanpun hingga dunia tlah usai.
***